TAKDIR

Takdir merupakan ketentuan / keputusan / ketetapan Allah, yang baik maupun yang buruk. Keputusan-Nya tidak dapat di ganggu gugat. Keputusan juri dalam sebuah pertandingan saja tidak boleh di ganggu gugat , apalagi keputusan Allah Sang Mahajuri, Sang Penguasa langit dan bumi.

Setiap peristiwa yang terjadi di muka bumi ini tidak terlepas dari pengetahuan, izin, dan ketetapan-Nya. Oleh karena itu, sebagai hamba kita wajib mengimani takdir-Nya, baik itu takdir yang baik maupun yang buruk.

Takdir Baik dan Takdir Buruk

Takdir terkadang disifati dengan takdir baik dan takdir buruk. Takdir yang baik sudah jelas maksudnya. Lalu apa yang dimaksud dengan takdir yang buruk? Apakah berarti Allah berbuat sesuatu yang buruk? Dalam hal ini kita perlu memahami antara takdir yang merupakan perbuatan Allah dan dampak/hasil dari perbuatan tersebut. Jika takdir disifati buruk, maka yang dimaksud adalah buruknnya sesuatu yang ditakdirkan tersebut, bukan takdir yang merupakan perbuatan Allah, karena tidak ada satu pun perbuatan Allah yang buruk. Seluruh perbuatan Allah mengandung kebaikan dan hikmah. Jadi keburukan yang dimaksud ditinjau dari sesuatu yang ditakdirkan/ hasil perbuatan, bukan ditinjau dari perbuatan Allah.

Untuk lebih jelasnya bisa kita contohkan sebagai berikut. Seseorang yang terkena kanker tulang ganas pada kaki misalnya, terkadang membutuhkan tindakan amputasi (pemotongan bagian tubuh) untuk mencegah penyebaran kanker tersebut. Kita sepakat bahwa terpotongnya kaki adalah sesuatu yang buruk. Namun pada kasus ini, tindakan melakukan amputasi (pemotongan kaki) adalah perbuatan yang baik. Walupun hasil perbuatannya buruk (yakni terpotongnya kaki), namun tindakan amputasi adalah perbuatan yang baik. Demikian pula dalam kita memahami takdir yang Allah tetapkan. Semua perbuatan Allah adalah baik, walaupun terkadang hasilnya adalah sesuatu yang tidak baik bagi hamba-Nya.

Namun yang perlu diperhatikan, bahwa hasil takdir yang buruk terkadang di satu sisi buruk, akan tetapi mengandung kebaikan di sisi yang lain. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS. Ar Ruum : 41). Kerusakan yang terjadi pada akhirnya menimbulkan kebaikan. Oleh karena itu keburukan yang terjadi dalam takdir bukanlah keburukan yang hakiki, karena terkadang akan menimbulkan hasil akhir berupa kebaikan.

Takdir memiliki 4 tingkatan :

      1.      Ilmu
Allah swt., mengetahui apa yang telah terjadi,yang akan terjadi, yang sedang terjadi, apa yang tidak terjadi , dan seandainya terjadi bagaimana kejadiannya. Tidak satu pun yang luput dari ilmu / pengetahuan Allah.

Dengan kata lain, Allah Maha tahu atas segalanya, baik yang telah terjadi,sedang terjadi, maupun yang akan terjadi. Baik kecil maupun besar. Baik nyata maupun gaib.

“Dan pada sisi Allah-lah kunci – kunci semua yang gaib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata ( Lauh Mahfuzh).” ( QS. Al-an’am : 59 )

      2.      Penulisan
Allah swt., mencatat semua yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi, berupa ucapan, perbuatan, keadaan, gerakan, dan diam dalan kitab di sisi-Nya.

“Tiada sesuatu pun yang gaib di langit dan di bumi, melainkan ( terdapat ) dalam kitab yang nyata ( Lauh Mahfuzh).” ( Qs. An-Naml : 75 )

“ Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah yang memberi rezekinya. Dia mengetahui tempat terdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dalam kitab yang nyata ( Lauh Mahfuzh).” ( Qs. Huud : 6 )

“ Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan ( tidak pula ) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab yang nyata ( Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah . “ ( Qs. Al – Hadidi : 22 )

      3.      Iradah
Segala sesuatu yang terjadi di alam ini berlaku dengan iradah ( kehendak ) Allah semata.

      4.      Pencipta dan kekuasaan
Segala yang ada di jagat raya ini merupakan ciptaan dan kekuasaan-Nya. Tidak ada sekutu bagi-Nya.

Dalam arti semua takdir ini bukan bearti kita ngak perlu ngapa – ngapain, walaupun Allah sudah menentukan semuanya tetap kita harus berusaha. Ingat dalam surat Ar-Ra’d ayat 11.

“ Bagi manusia ada malaikat – malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya, Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum , maka tak ada yang dapat menolaknya, dan sekali – kali tak ada perlindungan bagi mereka selain Dia.”


Referensi :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IBD MAKALAH KOTA TUA JAKARTA

ZIGAZ - Cinta Itu Indah

RAEF - HOME